Envisioning Indonesia

/ 15 Oktober 2012 /
Beberapa waktu yg lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti seminar seminar "Implementasi e-Management for Improving Company Performance" yang diselenggarakan oleh Universiti Malaysia Pahang bekerjasama dengan LP3i Bandung. Sistemnya menarik banget. Tapi saya ngga akan bicara soal sistem disini, melainkan soal Indonesia. (Lho, apa hubungannya?)

Ada hubungannya.

Pada saat pembukaan presentasi, Rektor UMP, bercerita tentang gagasan nasional yang menjadi dasar bagi mereka untuk berfokus pada pengembangan sistem. Gagasan ini mereka sebut "Visi 2020", yaitu, sebuah visi besar yang menyatakan (atau lebih tepatnya memaksa) bahwa pada Tahun 2020, Malaysia adalah Negara Industri yang mencukupi dirinya sendiri, yang dimungkinkan dengan keunggulan ekonomi, sosial, pendidikan, stabilitas politik serta keseimbangan psikologis. Grandeur! Sang Rektor mengedipkan matanya, "Tampak muluk-muluk, ya?"

Lebih jelasnya, coba perhatikan dibawah ini:

Pada tahun 1991, kerajaan telah mengumumkan bahawa objektif negara adalah untuk menjadi negara maju atas usahanya sendiri menjelang 2020. Ia memberi wawasan kepada Malaysia untuk mencapai status perindustrian dan negara maju sepenuhnya dengan mengekalkan perkembangan pada kadar 7 peratus setahun dan memulakan perubahan struktur ekonomi termasuk juga di dalam sektor pembuatan. Kunci kepada pencapaian negara maju ialah dengan mengatasi sembilan cabaran strategik.

Pertama
Mewujudkan satu negara Malaysia bersatu yang terdiri dari satu Bangsa Malaysia
Kedua
Mewujudkan masyarakat Malaysia yang bebas dari aspek psikologi, selamat, dan maju.
Ketiga
Merangsang dan memajukan masyarakat yang berdemokratik dan matang.
Keempat
Mewujudkan masyarakat yang beretika dan bermoral tinggi.
Kelima
Mewujudkan masyarakat yang liberal dan bertoleransi.
Keenam
Mewujudkan masyarakat yang saintifik dan progresif.
Ketujuh
Mewujudkan masyarakat yang penyayang.
Kelapan
Memastikan ekonomi masyarakat yang seimbang, di mana pengagihan kekayaan negara adalah adil dan saksama
Kesembilan
Mewujudkan masyarakat yang berjaya dengan ekonomi yang berdaya saing, dinamik, teguh dan  bingkas sepenuhnya.

Tapi yang bilang 'muluk' itu pasti karena mereka belum tahu bahwa Visi 2020 ini bukan macan kertas. Visi ini menelurkan misi-misi yang ambisius dalam area-area tersebut, dan misi-misi ini diterjemahkan dan dikomunikasikan secara mengakar hingga menjadi KRA dan KPI sampai level BUMN dan Swasta. Wowwww....!

You see, ternyata Malaysia, negara yang luasnya separuh Indonesia itu, memiliki sebuah gagasan nasional yang luar biasa. Setelah mendengar hal itu, saya menggugat dalam sebuah forum, "Apakah kita punya visi? Kemanakah Indonesia akan dibawa? Apa misi-misi kita? Apa pengganti program Pelita-nya Soeharto?"

Pertanyaan pertama saya dijawab oleh pembicara kedua, @Ask_Abah, yang menyatakan bahwa 'Ya, kita punya visi, yaitu Millenium Development Goals 2015. Sayangnya itu tidak disosialisasikan dengan baik.'. Mulut saya langsung membulat, 'oooh... saya kira...'. Setelah saya googling, inilah MDG 2015 yang -katanya- menjadi visi nasional Indonesia tersebut:

By signing the Millennium Declaration world leaders pledged to halve the proportion of people suffering from hunger, ensure that all children can complete primary education, eliminate gender disparity at all levels of education, reduce under-five and infant mortality rates by two thirds, and halve the proportion of people without access to improved water sources by 2015. (diambil dari sini)

Bagus? Bagus sekali! Tetapi ko, kurang ngindonesia. Kalau kita mencaplok MDG 2015 sebagai visi bangsa, lantas dimana letak kebangsaannya? Coba bandingkan dengan Visi 2020-nya Malaysia yang tampak mengakar menjawab permasalahan bangsa. Kalau dipikir-pikir, Visi 2020 itu seperti rumah pesanan khusus yang ditangani oleh arsitek pribadi, sementara MDG 2015 itu seperti rumah buatan pengembang yang sama persis dari satu rumah ke rumah lainnya.

Nah, karena saya betul-betul sangsi, masa sih kita tidak memiliki visi nasional sama sekali, jadi saya googling 'Visi Indonesia'. Dan ALHAMDULILLAH, saya menemukan tautan ke Sekertariat Negara RI, yang saya catut isinya dibawah ini:
... Visi Indonesia Tahun 2025 katakanlah begitu menurut Undang-Undang kita ini (Undang-undang Nomor 17 tahun 2007), adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Belum mengatakan maju dan unggul di sini dielaborasi mandiri, maju, adil, dan makmur. (Susilo Bambang Yudhoyono)

Saya sedikit bersorak, tapi karena uraian di Setneg itu terlalu berbelit-belit (untuk taste saya) dan tidak to the point menjelaskan si Apa-nya, saya googling lagi 'Visi Indonesia 2025', dan saya menemukan materi presentasi sosialisasi RPJPN di Yahoo Image, yang saya caplok dengan hati yang sangat berbahagia dibawah ini (tolong angkat topi, Saudara.. ini sangat mengharukan):




Nah, ternyata saudara-saudara, INDONESIA PUNYA VISI NASIONAL! #soraksoraibergembira! Meskipun banyak dari teman-teman saya (juga saya) tidak tahu-menahu mengenai Visi 2025 ini, keberadaannya perlu kita dukung bersama demi kebesaran Indonesia tercinta dan patut kita sebarluaskan. Dan karena saya ini orangnya sangat nasionalis, saya ajak rekan-rekan untuk turut serta mensosialisasikan hal ini. Yuk, kita sebarkan, hidup VISI 2025!!


@dinarkarani


disclaimer:
Materi presentasi diatas tidak dapat saya temukan siapa penciptanya, jadi saya menyatakan diri tidak bertanggung-jawab atas kebenaran isinya. Saran saya, coba googling Undang-undang nomor 17 tahun 2007 sebagai perbandingan. :)

0 comments:

Posting Komentar

Follow Me

blogger widget

Temanku

Popular Posts

Blog Hits

 
Copyright © 2010 Dinar Karani, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger