Cara Tetap Waras di Tempat Kerja

/ 13 Oktober 2011 /
Whatssuup! It's been a long while, eh?
I've been busy with my job, and some other things that requires my attention, so it's hard to put my thought on this blog. But here I am now, and I'm so ever thankful for my reses, because it left me with this great idea of how to Keep Sane In Your Workplace. Hehe, read on...



Cara Tetap Waras di Tempat Kerja

Oke, kecuali kita seorang pengangguran kaya raya, kita pasti pernah merasa overwhelmed dengan pekerjaan yang datang berduyun-duyun dari seantero mata angin. Kalau Anda karyawan seperti saya, skema penumpukan (hehe) berlangsung sebagai berikut: Ketika proyek A belum selesai, muncul proyek B. Ketika proyek A hampir selesai, dan proyek B dipersiapkan, diundanglah meeting untuk proyek C, daaan seterusnya.

Meskipun kita mungkin tidak mau mengakui bahwa hal itu adalah tekanan, (“tak ada tekanan, yang ada tantangan!” katanya) kita harus menyadari bahwa otak dan fisik kita dituntut untuk bekerja secara maksimal dan konstan. Hati-hati, karena itu bisa berbalik buruk untuk kita. Salah-salah, bukannya sukses memberi hasil, kita malah sukses masuk rumah sakit karena tipus atau frustasi.

Sebetulnya hanya ada 2 tips pamungkas untuk Tetap Waras Di Tempat Kerja, yaitu:1) Miliki treshold terhadap stress yang sangat tinggi, dan 2) Mengelola pekerjaan agar tidak menumpuk. Tips kedua inilah yang akan saya bahas hari ini.
Prioritas

Iya sih, tampaknya memang klise. Tapi percayalah, 'membuat prioritas' itu lebih mudah diucapkan 1000 kali ketimbang dilakukan secara menyeluruh dan konsisten. Banyak dari kita – termasuk saya dulu, dulu yah – yang menetapkan prioritas di awal hari, lalu kesulitan memelihara prioritas itu di siang hari, dan gagal menyelesaikan prioritas di sore hari. Hal ini tidak hanya meninggalkan rasa pahit di lidah (karena kena cipratan ludah si bos), tapi juga rasa tidak puas sebagai pribadi.

Sudah terlalu banyak korban dari kejahatan kerah putih seperti ini. Terlalu banyak...

Maka, mari kita sama-sama saling meningatkan bagaimana cara untuk menepati prioritas kita. Ingat, prioritas itu janji pada diri sendiri, dan janji harus ditepati. Kalau gagal, harusnya kita puasa kifayat 3 hari berturut-turut, hehe~

Picture
www.rainmakerlawyer.com

Kuadran Prioritas adalah konsep yang sangat brilian, tapi biasanya orang bingung gimana harus memilah-milih pekerjaannya antara penting-genting dan tidak penting – tidak genting, or somewhere in between. Mengkotak-kotakan pekerjaan seperti ini pasti membingungkan, setidaknya untuk saya. Bagaimana saya tahu itu kuadran 1 dan bukan 2? Sepertinya mirip-mirip, hehe..

Jadi apa yang saya lakukan? Saya membuat list pekerjaan yang harus dilakukan pada hari itu, dan kemudian melingkari pekerjaan yang:


1. Berdampak pada departemen lain/pekerjaan orang lain;
2. Deadline-nya dekat; dan
3. Tidak ada ruang untuk negosiasi deadline.

Ingat, itu 'DAN' yah, bukan 'ATAU'. Saya tentukan prioritasnya berdasarkan 3 hal tersebut.

Oke, sekarang, kita sudah punya prioritas. Lalu?


Fokus adalah langkah selanjutnya. Fokuslah hanya pada TIGA (3) pekerjaan yang paling tinggi. Dan kerjakan TIGA perkerjaan itu, berturut-turut. Tentu dengan istirahat sejenak diantaranya. Jika Anda mendapatkan tugas baru saat sedang mengerjakan pekerjaan itu, tulis saja di kertas atau “post-it”, dan tempelkan di dahi, lalu kembali kerjakan tiga hal yang tadi.

Hehe, dahi hanya perumpamaan, artinya langsung lupakan.

Bagaimana jika ada meeting dadakan? Tanyakan dulu apakah kehadiran Anda tidak bisa digantikan dalam meeting tersebut? Jika jawabannya ya, ya mau gimana lagi.. hehe... Tapiii.. setelah kembali dari meeting, mau tidak mau, SELESAIKAN TIGA PRIORITAS itu!

Intinya, objective Anda di hari itu adalah mengerjakan Tiga Prioritas. Saat Anda berhasil menyelesaikannya, Anda baru boleh naik level.

Nah, seumpamanya Anda sudah selesai mengerjakan prioritas itu dan selesai di sore hari, apa yang mesti Anda lakukan? Well, rayakan sejenak dengan beristirahat dan minum kopi, mungkin chatting bentar ma temen, lalu kerjakan prioritas selanjutnya. Itu bonus level, namanya. Hehehe...

Apakah cukup sampai disitu? Tentu tidak.

Berani Berkata Tidak adalah faktor penentu keberhasilan usaha Anda seharian. Bayangkan jika Anda terus-terusan menempel “post-it” di dahi Anda... Tidak hanya pandangan Anda akan teralihkan (hehe), tapi secara psikologis Anda jadi lebih tertekan karena memikirkan pekerjaan selanjutnya.

Jurus pamungkas untuk mengelola pekerjaan adalah dengan Berani Berkata Tidak. Mungkin tidak blak-blakan, “Ga mayuu!” seperti anak Te-Ka. Akan tetapi Berkata Tidak 'ala Kerah Putih. Hehe, seperti apakah?


Picture
Andaikan Anda sedang asik mengerjakan pekerjaan A. Lalu bos Anda muncul di hadapan Anda, lalu bilang, “Cuy, saya butuh analisa pasar dari tahun 2008, spek-nya bla bla bla...”

Daripada keblinger mikir caranya, tanyakan dulu “Kapan deadline-nya, Bos?”

Kalau si Bos bilang, “Sore ini ya.”. Anda jangan keburu asma. Tapi katakan, “Saya sedang mengerjakan pekerjaan A, B, dan C. Apa bisa analisanya saya kerjakan besok pagi? Atau apakah pekerjaan B dan C bisa saya alihkan besok?” Lalu berikan penjelasan singkat untuk tiap pekerjaan. (Ingat, penjelasan loh, bukan keluhan.)

Well, karena bos adalah orang yang memberi pekerjaan pada Anda, sudah jadi kewajiban moralnya untuk membantu Anda untuk bisa menyelesaikan pekerjaan. Jadi, most likely dia bakal memberikan keringanan atau keputusan menggeser prioritas.

Tapi, jika Anda cukup sial untuk mendapatkan bos tipe Y, maka Anda yang harus mengambil keputusan bagi diri Anda sendiri, dan siap menanggung konsekuensinya. Hanya, siapkan saja alasan yang masuk akal untuk orang-orang terkait. Hehe...



Oke deh, sekian saja. Semoga bermanfaat! :D


(untuk penjelasan lebih baik soal Kuadran Prioritas, lihat disini. Untuk penjelasan yang lebih sempurna soal Fokus, lihat disini.)

0 comments:

Posting Komentar

Follow Me

blogger widget

Temanku

Popular Posts

Blog Hits

 
Copyright © 2010 Dinar Karani, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger